Kerawanan akan adanya krisis sumber daya air terjadi di kawasan pulau-pulau kecil yang tergolong kawasan rentan terkena dampak perubahan iklim. Indonesia memiliki 17.477 pulau kecil (<2000 km2) yang dihuni oleh 20% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia, namun ketersediaan airnya belum mencukupi kebutuhan masyarakat yang setiap tahun meningkat. Pada tahun 2014 kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat adaptasi masyarakat pulau-pulau kecil dalam menghadapi kondisi tersebut. Penelitian ini menggunakan data primer dengan responden kepala keluarga yang tinggal di Pulau Penyengat, Pulau Buluh, dan Pulau Kelong. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan indeks berdasarkan beberapa variabel sebagai hasil kerentanan wilayah studi. Metode indeks yang digunakan adalah indeks komposit dengan normalisasi data menggunakan nilai min-max, pembobotan menggunakan metode Iyengar dan Sudharshan dan dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis untuk index kerentanan Pulau Penyengat sebesar 0,65 dengan kapasitas adatif sebesar 0,131.Pulau Kelong memiliki index kerentanan 0.46 dengan kapasitas adatif sebesar 0,170. Pulau Buluh memiliki index kerentanan 0.34 dengan memiliki kapasitas adatif sebesar 0,230. Kesimpulan menunjukkan bahwa masyarakat Pulau Buluh memiliki kapasitas adaptasi yang paling baik dibandingkan dengan Pulau Kelong dan Pulau Penyengat. Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pemerintah dalam menyediakan infrastruktur sumber daya air khususnya air bersih yang baik dan cocok di terapkan pada pulau-pulau kecil di Indonesia.