Kami bekerja dengan masyarakat pedesaan dalam membangun solusi iklim berbasis lahan untuk hari esok yang lebih baik.

25 Tahun Pengalaman

Didirikan pada 1993 oleh pemerhati lingkungan dan desainer interior ternama, Linda Garland, Yayasan Bambu Lestari adalah organisasi non-profit Indonesia yang memperkenalkan bambu sebagai pengganti kayu yang berkelanjutan, di tengah-tengah kekhawatiran dunia akan sumber daya hutan tropis yang semakin sedikit.

Yayasan kami memiliki kemitraan jangka panjang dengan sektor publik dan privat di Indonesia, dengan pengawas ternama, termasuk Dr Emil Salim, Menteri Lingkungan Hidup Indonesia (1978 – 1993), Dr Elizabeth Widjaya, peneliti terkemuka di bidang Taksonomi Bambu, Mr Trisura Suhardi, Direktur Umum Departemen Industri Kecil, dan banyak lagi.

Pada 1997, kami meluncurkan strategi nasional pertama kami dalam sektor konservasi dan pemanfaatan bambu di Indonesia dengan dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Pada tahun-tahun berikutnya, anak bungsu dari Linda Garland, Arief Rabik, bergabung dengan yayasan untuk menjalankan program tersebut. Terlatih dalam Ilmu Lingkungan, Arief diakui dunia sebagai ahli dalam kehutanan dan pemanenan bambu. Dengan keahlian Arief, kami bergerak untuk menggabungkan produksi bambu yang berkelanjutan dengan upaya pemberdayaan komunitas dan restorasi lahan.

Di bawah arahan Dr. Walter Liese, Universitas Hamburg, sebuah penelitian dilakukan selama dua tahun untuk mengembangkan perawatan Boucherie yang dimodifikasi untuk melawan kumbang bubuk kayu. Hal ini berdampak signifikan dalam memperpanjang umur bambu untuk digunakan sebagai pengganti kayu.

Tantangan, Kekhawatiran dan Kesempatan untuk Perubahan

 

Saat ini, aktivitas manusia bertanggung jawab sebagai penyumbang emisi tahunan sebesar lebih dari 36 miliar ton karbondioksida, menambah konsentrasi karbondioksida tertinggi di atmosfer dalam kurun waktu 800,000 tahun. Lebih dari 20% jumlah emisi tersebut berasal dari aktivitas deforestasi, pertanian, penggunaan lahan.

Di Indonesia, kebakaran hutan, serta ekspansi pertanian dan praktek manajemen lahan yang tidak lestari telah menyebabkan degradasi pada lebih dari 24 juta hektar lahan dalam hutan negara. Sementara, sekitar 34.1% desa di Indonesia berlokasi di daerah pinggir hutan dimana masyarakat menggantungkan hidup mereka pada sumber daya alam.

.

Pemerintah berupaya untuk menyeimbangkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dengan kebutuhan masyarakat desa..

Bambu yang terus tumbuh menawarkan solusi bagi masyarakat pedesaan, yang dapat mengolah sumber daya secara berkelanjutan.

Meningkatkan produktivitas di tingkat komunitas, dengan desa yang berdaya untuk mengelola sumber daya alamnya sendiri.

LOKASI KAMI BEKERJA

Jalan Terbaik Untuk Masa Depan

Tanaman bambu yang sederhana dapat membawa dampak yang luar biasa bagi lingkungan dan ekonomi di berbagai daerah. Tujuan kami adalah untuk menginformasikan dan meningkatkan kesadaran mengenai “Bambu, Manusia, dan Lingkungan”.

Pencapaian dan Penghargaan Kami

Penghargaan Bamboo Pioneer di 20099

Penghargaan Climate Breakthrough 2019

Penghargaan Climate Breakthrough 2019