In honor of World Bamboo Day 2022, we held a “Bamboo for the People” Photo Competition. We had so many incredible entries that truly showed us the depth and breadth of Indonesia’s economic, cultural and environmental relationship with bamboo.

In first place: “The Maker” by Suhendro Winarso⁠.

Juara 1: Dia yang bekerja dengan rajin tidak perlu putus asa, karena segala sesuatu dicapai dengan ketekunan dan kerja keras.⁠

Congratulations to all the winners and thank you to everyone who joined in. All the photos can be seen under the hashtag #bambuuntukrakyat over on Instagram. Please give them some love.

In second place, the stunning “Going Home”, by @cakulumkriwul. A man heading home with his bamboo pole harvest. ⁠

Juara 2: Pulang. Seorang bapak habis mengambil bambu dari ladang untuk dijadikan jembatan di dekat rumahnya bambu adalah bahan yang mudah ditemui dan kekuatannya sudah tidak diragukan lagi. Zaman dahulu hanya bambu yang dijadikan bahan bangunan bahkan perang pun pahlawan kita hanya menggunakan bambu runcing.

This incredible photo of a traditional acrobat using bamboo is in 3rd place in our Photo Competition. Taken by Wahyu Budiyanto (@toa.photos)⁠

Juara 3: Atraksi Tradisional Sandur Kalongking. Atraksi ini biasanya di babak terakhir sebuah pertunjukan rakyat Sandur yang ada di Bojonegoro. Atraksi dimulai dari seseorang pemain kelongking memanjat batang bambu yang sudah disiapkan kemudian melakukan atraksi di tengah tali yang ditopang 2 batang bambu yang menjulang kokoh. Atraksi kalongking dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai sebuah symbol perjalanan hidup manusia.

This photo of bamboo helping farmers in their lives has taken 4th place! Captured by Igam Marendra (@asegafphoto)⁠

Juara 4: Bambu Penopang Pertanian: Sifat bambu yang kuat dan tahan dari air, suhu, udara, dan tekanan yang kuat membuat para petani memilih bambu sebagai penopang tanaman cabai atau jenis tanaman yang merambat. Kelak juga bambu bisa dipakai kembali apabila dibutuhkan karena ketahannya yang baik. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah bibit siap tanam, dll. ⁠

In 5th place, “Productivity and Creativity” by @therenegade_7seven, celebrating the beauty of bamboo handicrafts. ⁠

Juara 5: Pengolahan bambu sebagai komoditas yg bisa menaikkan sektor perekonomian rakyat. Berbagai macam kreativitas seperti produksi Tenggok atau tempat padi menjadi salah satu alternatif memaksimalkan pengolahan bambu.

This beautiful photo of a fisherman throwing a net from a bamboo raft is in 6th place in our Photo Competition. Captured by Nur Wahyu (@nourwahyou)⁠

Juara 6 : Dari puluhan bambu yang terikat kuat dan menyatu, maka terwujudlah sebuah rakit yang mampu menopang orang diatasnya, sehingga kegiatan menjala ikan untuk keluarga pun, terlaksana dengan baik.

In 7th spot for our #WorldBambooDay Photo Competition: “The Bamboo Waterwheel” by Foto Kampung (@foto_kampung)⁠

Juara 7: Kincir Air Penyelamat Kehidupan ⁠: Kincir air tradisional ini memang menjadi penyelamat petani di Dusun Gedongan Bondowoso Mertoyudan Magelang saat kekeringan. Meski kini banyak desa yang beralih ke pompa air bertenaga mesin, namun di Dusun Gedongan masih memilih menggunakan kincir berbahan dasar bambu ini. ⁠Bambu memang banyak tumbuh di wilayah ini, dengan ilmu warisan nenek moyang, masyarakat di sini membuat dan memanfaatkan kincir air dari bambu ini untuk mengalirkan air dari Kali Gending menuju sawah mereka.

In 8th position: “Playing on Stilts” by Deddy AWL (@basah_betae). ⁠

Juara 8: Melawan Lupa : Egrang mulai ditinggalkan. Permainan tradisional ini membutuhkan dua buah bambu atau kayu yang panjang. Kayu atau bambu tersebut digunakan bak alas kaki untuk berjalan. ⁠

In 9th position for the #WorldBambooDay Photo Competition: “The Living Bridge”. Taken by Hendryana Hera (@ahera_h2p). The base of the bridge is bamboo. ⁠

Juara 9: Meskipun namanya jembatan akar tapi bambu yang menjadi alas pijakan kaki

And at number 10: “The Bamboo Library” by @basrulidrus_photo taken in Central Sulawesi. ⁠

Juara 10: Perpustakaan dari Bambu : Perpustakaan yang terbuat dari bambu tersebut di beri nama dengan perpustakaan Sophia. Tiap harinya selalu di datangi pengunjung mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dan lansia untuk memperoleh informasi dari hasil bacaan.

 

RELATED POSTS